Kamis, 12 September 2019

Mengevaluasi permasalahan jaringan fiber optic

Gangguan dan Troubleshooting Fiber Optic

Pada Instalasi kali ini terjadi beberapa masalah, yaitu pada saat pengecekan koneksi ternyata koneksi belum sepenuhnya berjalan dengan lancar, dan loss yang dihasilkan sangat besar atau tidak memenuhi standar loss yang direkomendasikan yaitu RX sensitivity-nya antara – 22 s/d – 24 dB, pada saat dilakukan penghitungan ternyata loss yang dihasikan adalah – 38 dB, setelah tim men-troubleshooting masalah ini mulai dari konstruksi kabel apakah ada bending atau kabel yang patah, penggunaan attenuator yang tepat, setelah beberapa tindakan tersebut dilakukan ternyata loss yang dihasilkan masih saja besar. Tim instalasi sempat mengganti atau men-splice ulang patch cord karena diasumsikan hasil splicingnya kurang maksimal, ternyata tindakan tersebut juga tidak merubah hasil penghitungan loss yang direkomendasikan.

Setelah tim melakukan pengecekan ulang di OTB ternyata sumber masalah ditemukan yaitu konektor FC yang masuk salah satu port di OTB tidak tertancap sebagaimana mestinya, inner dari konektor tersebut tidak masuk secara tepat. Hal inilah yang ternyata menyebabkan loss yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang direkomendasikan.

Dari problem pada saat instalasi kali ini dapat diambil beberapa kesimpulan supaya hal yang sama tidak terjadi kembali, untuk meminimalisasikan terjadinya problem tersebut, tim menyimpulkan berapa hal diantaranya :


  • Pastikan kabel fiber yang digunakan bersih dan tidak patah atau rusak.


  • Pada saat splicing pastikan loss yang dihasilkan seminimal mungkin. Atau mencapai RX sensitivity yang direkomendasikan yaitu -22 s/d – 24 dB.


  • Pada saat memasukan konektor ke salah satu port di OTB pastikan inner-nya masuk secara tepat.(jika hal ini tidak diteliti dengan baik maka pada saat melakukan pengukuran dengan power meter, maka loss yang di hasilkan akan besar).


  • Pada saat pengukuran dengan power meter pastikan gelombang yang digunakan sama.


Bila terjadi beberapa masalah, maka cek beberapa keterangan kofigurasi di bawah ini diantaranya adalah :


• Failure of ONU to range

– Fiber yang kotor

– Sinyal degradasi


• Kabel fiber terlalu panjang


• Kabel fiber rusak


• Bad connections/fiber plant components


• Laser/receiver tidak berfungsi

– ONU ID# conflict


• Loss permanent pada frame/pattern di TDM

– Konfigurasi kabel yang salah

– Ports/Channels/Board tidak aktiv


• Tidak bisa telnet ke SCC management port (pada OLT)

– Konfigurasi yang salah pada SCC IP parameternya.


• No IP traffic

– VLAN membership yang salah

– Ports tidak di enabled

Mengevaluasi perangkat pasif jaringan fiber optic

Mengevaluasi perangkat pasif jaringan fiber optic

Perangkat Pasif Fiber Optik

   Pigtail

sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor


Patch Cord

kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper.


Fiber Outlet

Semacam rowset atau rumah kabel untuk menyimpan pigtail fiber optic yang di sambungkan ke drop kabel.


DPFO/ODP

DPFO (Distribution Point Fiber Optik) / ODP (Optical Distribution Point) adalah tempat splitter dan terminasi drop kabel yang mengarah ke user- user


Splitter

komponen FO yang berfungsi memisahkan atau membagi daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Kelemahan dari Splitter ini adalah menimbulkan Loss dimana semakin besar kapasitasnya, loss yang timbul semakin besar.


Joint Box/Joint Closure

tempat sambungan / titik terminasi 2 atau lebih kabel fiber optic. Dimana biasanya di pasangkan di luar (outdoor).


OTB

Optical Termination Box (OTB) adalah titik terminasi kabel serat optik outdoor dengan kabel serat optik indoor.

Penjelasan

Perangkat diatas digunakan sebagai perangkat yang tidak memiliki peran aktif pada fiber optik namun penting untuk fiber optik.

Mengevaluasi penyambungan fiber optic

Penyambungan Kabel Fiber Optik

A. Penyambungan Kabel Optik
Dalam jaringan kabel titik rawan gangguan terletak pada titik sambungan,karna pengaruh dari luar seperti masuknya air ke dalam closure. Dalam jangkawaktu yang panjang 5 s/d 10 tahun akan menyebabkan turunnya karakteristik kabel, demikian juga akan menyebabkan rugu-rugi optik bertambah besar. Selain faktor air yang akan mempengaruhi kualitas jaringan juga factor mekanis seperti tegangan yang berlebihan serta bending radius.Tujuan penyambungan kabel optik secara umum adalah untuk menyambung 2 buah kabel serat optik sesuai dengan prosedur yang benar sehingga mempunyai rugi-rugi sekecil mungkin. Prosedur penyambungan serat optik adalah sebagai berikut :
  1. Penyambungan kabel serat optik harus sesuai prosedur 
  2. Penggunaan material dan peralatan harus benar 
  3. Pemasangan saran sambung kecil kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaan
  4. Pengetesan harus dilakukan sesuai penyambungan  
  5. Kesemuanya harus dlaksanakan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal. 
  • Proses penyambungan kabel serat optik meliputi:
  • a.       Penyambungan Kabel.
  • b.      Penyambungan Serat.
  
B.   Prosedure Penyambungan Serat.


Splicing Set-Up
Splicing set up ini persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan penyambungan kabel fiber optic:
1.             Bersihkan diseputar lokasi penyambungan.
2.             Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner.
3.             Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding.
4.            Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan.Untuk   fiber dengan diameter coating 250 μm , putar kearah dalam.Untuk fiber dengan     diameter coating 900 μm , putar kearah luar.

Persiapan Fiber
Persiapan kabel fiber optik   yang akan digunakan mulai dari pengupasan sampai pemotongan kabel   fiber optik:
1.            Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanicalstripper.
2.            Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
3.            Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver  sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 μm maupun 900 μm.
4.            Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potonganfiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5.            Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver.



Penyambungan Fiber
Langkah-langkah melakukan splicing atau penyambungan kabel fiber optik setelah persiapan dengan menggunakan alat yaitu Splicer :
1.          Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan caramenjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
2.         Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai berhenti.
3.         Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
4.         Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splicesampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai denganbergeraknya pada fiber pertama.
5.         Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiberkedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak.
6.         (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar salingbersentuhan).
7.           Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok AssemblyTool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi.

Pengaturan Fiber Kedalam Tray
 Yang perlu diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalamTray:
1.           Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool    danmasukkanke dalam Tray.
2.            Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak bolehkurang     dari 3 cm.
3.            Hindari terjadinya puntiran pada serat.
4.      Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk                           penyambungan serat dengan fusion.

Penyambungan Serat Optik
Dalam penyambungan serat ada 2 cara:
1.             Secara fusion (peleburan).
2.             Secara mekanik 

C.       Fusion Splicing
Teknik penyambungan fiber optik untuk menyambung 2 fiber secara permanen dan rugi rugi penyambungan kecil harus memakai fusion splicer.

Bagian Bagian Fusion Splicing
Berikut bagian-bagian dalam fusion splicing:
1.             Struktur fusion splicer.
2.             Proses fusion splicing.
3.             Kualitas sambungan.
4.             Perkiraan fusion splicing.
5.             Pemeliharaan fusion splicer.

Struktur Fusion Splicer
Berikut adalah struktur yang dimiliki fusion splicer:
1.             Alur v dan klem.
2.             Mikro positioned dan sensor.
3.             Elektroda.
4.             Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa.
   Fungsi dari masing-masing yang akan memadukan terjadinya proses penyambungan.

Proses Fusion Splicing
Proses yang dilakukan dalam fusion splicing antara lain:
1.             Pengupasan coating.

2.             Pemotongan serat.


3.             Pemasangan fiber pada alur V.

4.             Membuat sejajar serat dan fusion splicing

JUMLAH ARC.
             Penyambungan 2 Kali ARC(Kanan)

5.             Mengecek hasil sambungan

Perkiraan nilai sambungan dan tampilan luar daripada titik sambungan menunjukkan baik jeleknya kualitas sambungan.Bila hasilnya terdapat:
a.       Gelembung.
b.      Garis tebal.
c.       Bayangan hitam.
d.       Bila terjadi hal semacam itu harus dilakukan lagi penyambungan.

Perkiraan fusion splicing loss, ada 2 cara yaitu :
  1. Local injection and ditection (LID).
  2. Direct core monitoring (DCM).
Mechanical Splicing
Fungsi penyambungan mekanik adalah penyambungan secara mekanik mengambil contoh dari produk 3M type Fibrlok II 2529, yaitu :

1. Digunakan untuk menyambung serat single mode maupun multimode dengan
                 diameter cladding 125 μm secara permanen.
            2. Diameter coating yang digunakan antara 250 μm s/d 900 μm.
    Peralatan yang digunakan dalam penyambungan mekanik, antara lain :
1.      Fibrlok Assembly Tool. (Alat untuk menyambungkan fiber secara mekanik)
2.      Plastic Coating Stripper - (Untuk mengupas coating)
3.      Tissue ber-alkohol. (Untuk membersihkan serat setelah dikupas coatingnya)
4.      Cleaver (Untuk memotong serat setelah dibersihkan)
5.      Fibrlok Splice (untuk menyambungkan fiber).

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses setup penyambungan, yaitu:
1.      Bersihkan di seputar lokasi penyambungan.
2.      Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner.
3.      Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding.
4.    Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan. Untuk fiber dengan diameter coating 250 μm, putar kearah dalam. Untuk fiber dengan diameter coating 900 μm putar kearah luar.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persiapan serat adalahsebagai berikut:
1.      Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanicalstripper.
2.      Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
3.      Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 μmmaupun 900 μm.
4.    Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5.    Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver proses penyambungan.
6.   Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
7.    Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice       sampai berhenti.
8.      Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
9.      Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan bergeraknya pada fiber pertama.
10.  Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiberkedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan).
11.  Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu diperhatikan padasaat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray.
12. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly               Tool danmasukkan ke dalam Tray.
13.  Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh kurang dari 3 cm.
14.  Hindari terjadinya puntiran pada serat.
                        Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan                                       serat dengan  fusion.

D.  Patch Cord dan Pig Tail


Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya,pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor


Patch cord adalah kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patchcord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper.


E.  Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan alat fusion splicing:
1.    Memelihara alur V.
2.    Membersihkan lensa, lensa dan LED.
3.    Membersihkan atau mengganti elektroda.
Jadi pemeliharaan alat fusion splicer sangat penting agar kehandalan perangkat terjaga.


FINISH

soal no 2

1. Salah satu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan yaitu.... a.Angket b.Wawanca...